Minggu, 09 Januari 2011

KAITAN ANTARA REALITY SHOW “BEDAH RUMAH” DENGAN PERSEPSI TENTANG PENGEKSPLOITASIAN KEMISKINAN DI INDONESIA


PENDAHULUAN
Salah satu permasalahan utama yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah kemiskinan. Kemiskinan adalah suatu keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuhan kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Dapat juga dikatakan, kemiskinan adalah keadaan dimana pengeluaran lebih besar daripada pendapatan. Sehingga, kebutuhan pokok tidak dapat terpenuhi dengan baik.
Sebagian besar penduduk Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan. Pengangguran adalah salah satu faktor yang sulit dipisahkan dari kemiskinan. Peningkatan pada angka pengangguran di Indonesia akan berimbas pada meningkatnya angka kemiskinan. Kurangnya lapangan kerja, bertambahnya usia penduduk usia produktif setiap tahun memiliki kontribusi yang besar dalam meningkatkan jumlah pengangguran di Indonesia.
Tekanan untuk hidup dalam kemiskinan serta peningkatan angka pengangguran berpotensi untuk memicu meningkatnya angka kriminalitas, karena kebutuhan yang mendesak untuk segera dipenuhi dihadapkan dengan keadaan dimana mereka tidak memiliki sarana untuk pemenuhan kebutuhan tersebut. Pencurian, penipuan, perampokan bisa jadi disebabkan karena para pelakunya terdesak untuk memenuhi kebutuhan mereka, sementara mereka tidak memiliki mata pencaharian untuk memperoleh penghasilan sehingga kebutuhannya bisa dipenuhi.
Sampai saat ini, kemiskinan merupakan salah satu masalah yang masih belum dapat ditangani dengan baik oleh Pemerintah. Seperti yang telah kita ketahui, dalam pasal 34 UUD 1945 dituliskan “Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh Negara”. Butir dalam UUD tersebut mengandung makna bahwa fakir dan miskin serta anak-anak yang terlantar dalam hal ini menjadi tanggung jawab Pemerintah. Akan tetapi pada kenyataannya, belum banyak terlihat kinerja pemerintah sebagai bentuk realisasi atas pasal tersebut. Meskipun memang tidak semua orang yang termasuk ke dalam klasifikasi sebagai golongan fakir miskin ataupun anak terlantar harus ditangani oleh pemerintah, setidaknya pemerintah dapat membuat kebijakan yang berpihak pada peningkatan kemakmuran bagi golongan tersebut.
Kita ambil salah satu contoh kebijakan pemerintah, seperti subsidi misalnya. Tidak semua dana yang telah dikucurkan pemerintah untuk kebijakan tersebut dinikmati oleh sasaran yang tepat. Subsidi BBM (Bahan Bakar Minyak) misalnya, merupakan salah satu kebijakan pemerintah yang salah sasaran. Bagi rakyat miskin, untuk memenuhi kebutuhan yang berskala primer saja cukup sulit, lalu bagaimana mungin mereka sempat berpikir untuk membeli BBM seperti bensin, sedang mereka tidak memiliki kendaraan bermotor satupun.
Masalah kemiskinan memang hal yang sering dijumpai pada negara berkembang. Dan dengan adanya perkembangan zaman, dimana banyak informasi yang tersalurkan melalui media elektronik secara cepat, kita tidak perlu keluar rumah untuk melihat keadaan orang-orang yang hidupnya berada di bawah garis kemiskinan. Melalui televisi saja misalnya, kita dapat melihat keadaan mereka baik melalui acara berita, ataupun yang kini marak ditayangkan adalah kehidupan rakyat yang termarjinalkan, yang dikemas dalam bentuk reality show.
Dalam makalah saya kali ini, saya akan mencoba mengaitkan keadaan tersebut di atas dengan fenomena reality show yang kini tengah marak menghiasi layar televisi tanah air. Istilah reality show berarti pertunjukan yang asli, tidak direkayasa. Kejadiannya diambil dari keseharian, kehidupan masyarakat apa adanya, yaitu realita di masyarakat.
Semua penjelasan akan sedapat mungkin saya jabarkan dalam halaman demi halaman makalah ini. Mengingat keterbatasan ilmu yang saya peroleh, tentu saja makalah ini masih perlu banyak perbaikan.
PEMBAHASAN
A.      SEKILAS TENTANG BEDAH RUMAH
Cobalah duduk manis di depan layar televisi Anda pada jam-jam setelah waktu sholat Ashar (untuk wilayah Indonesia Bagian Barat), khususnya pada hari Senin, Rabu, Jumat, Sabtu dan Minggu. Pada channel RCTI, Anda akan disuguhkan program Reality Show Bedah Rumah.
Bedah Rumah sendiri adalah program Reality Show besutan RCTI yang membongkar rumah yang tidak layak huni menjadi layak huni, dengan dibumbui sedikit narasi agar telihat lebih menarik. Reality show ini tayang pukul 16.30 WIB-17.00 WIB pada hari Senin, Rabu, Jumat dan pukul 17.00WIB-17.30WIB pada hari Sabtu dan Minggu. Dengan durasi 30 menit dan menghadirkan bintang tamu yang berbeda-beda di setiap episodenya, acara ini dipandu oleh artis kelahiran Madiun, Ratna Listy.

Berikut juga akan saya sajikan potongan gambar dari salah satu episode Reality Show Bedah Rumah. Artis ibukota yang tayang pada kesempatan kali ini adalah Tyara Smith.












A.    EKSPLOITASI KEMISKINAN
Menilik deskripsi singkat dari program Reality Show diatas, muncul beragam persepsi pada masyarakat kita. Ada yang mendukung, namun tak sedikit yang tidak setuju. Satu pihak menganggap penayangan reality show seperti itu hanyalah eksploitasi kemiskinan semata. Memanfaatkan rakyat miskin untuk kepentingan komersialisasi. Mengeruk keuntungan dari ketidakberuntungan orang lain. Mencari nama di atas penderitaan orang lain. Atau entah masih banyak lagi persepsi yang lainnya.
Pihak lain memiliki persepsi yang berbeda. Mereka melihat reality show seperti itu sangat bermanfaat bagi orang miskin. Melalui reality show itu banyak rakyat yang terbantu. Entah dengan cara dibuatkan rumah yang sehat lengkap dengan perabotannya. Atau lewat pemberian bantuan modal usaha untuk kehidupan barunya. Reality show seakan memberi tempat bagi orang-orang mampu yang ingin "berzakat" untuk membantu orang miskin.
Persepsi orang boleh saja berbeda. Namun melalui sebuah reality show semacam itu membuktikan bahwa ada gerakan dari masyarakat (dalam wujud reality show) untuk memberikan bantuan kepada orang-orang miskin, tanpa perlu menunggu pemerintah. Suatu gerakan yang mau tidak mau ternyata telah meringankan beban kehidupan beberapa orang.
Sementara untuk pertanyaan : "mengapa harus dengan "model" reality show ?" jawabnya antara lain adalah :
·           agar orang-orang yang awalnya tidak peduli dengan kemiskinan, dapat melihat sendiri bagaimana "kemiskinan" yang sebenarnya ada di Indonesia
·           agar semakin banyak orang yang tergerak untuk ikut memberikan bantuan/dana lewat reality show itu yang selanjutnya akan diteruskan kepada orang miskin yang menjadi obyek reality show itu
·           harapan agar muncul rasa kepedulian dan solidaritas terhadap orang-orang miskin yang ada di sekitar kita
Program acara seperti ini tidak dipungkiri memang sedikit banyak mampu meringankan beban rakyat menengah ke bawah. Setidaknya perlahan-lahan seiring berjalannya waktu tidak akan muncul lagi anggapan tentang ekploitasi kemiskinan di Indonesia.
B.     KEMISKINAN DI INDONESIA
Sebenarnya Kemiskinan adalah sesuatu yang akrab dengan kita , baik melalui penglihatan sehari-hari dan bahkan langsung mengalami kemiskinan itu sendiri. Kemiskinan masih menjadi masalah besar bagi bangsa Indonesia. Sudah banyak strategi penanggulangan yang di lakukan oleh pemerintah tetapi masih saja belum dapat menurunkan angka kemiskinan di Indonesia. Berikut akan saya lampirkan diagram kemiskinan di Indonesia yang saya peroleh dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS).

Masalah kemiskinan yang terjadi di Indonesia lebih dikarenakan oleh:
·                     Sulitnya pemenuhan hak-hak dasar kehidupan manusia antara lain makanan,
kesehatan, pendidikan, perumahan.
·                     Kesenjangan pembangunan antara kota-kota besar dipulau Jawa dan kota-kota didaerah diluar pulau Jawa, dan juga antara kota dengan pedesaan dan daerah terpencil lainnya yang tentunya belum terjamah pembangunan, dan juga potensi sumber daya alam yang berbeda.
·                     Guncangan perekonomian sebagai akibat dari lemahnya dasar perekonomian
Indonesia, yang mengakibatkan banyaknya pengangguran.

·                     Kemiskinan yang dialami oleh kaum perempuan, dimana kurangnya perhatian pemerintah dalam mengikusertakan atau memberdayakan perempuan dalam pembangunan
·                     Kultur dan Budaya daerah yang turut mempengaruhi

KONDISI UMUM MASYARAKAT
Mari kita cermati kondisi masyarakat dewasa ini. Banyak dari mereka yang tidak mampu memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Bapenas [2006] mendefinisikan hak-hak dasar sebagai terpenuhinya kebutuhan pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih, pertanahan, sumber daya alam dan lingkungan hidup, serta rasa aman dari perlakuan atau ancaman tindak kekerasan dan hak untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosial-politik. Baik bagi perempuan maupun laki-laki.
Krisis ekonomi yang berkepanjangan menambah panjang deret persoalan yang membuat negeri ini semakin sulit keluar dari jeratan kemiskinan. Hal ini dapat kita buktikan dari tingginya tingkat putus sekolah dan buta huruf. Hingga 2006 saja jumlah penderita buta aksara di Jawa Barat misalnya mencapai jumlah 1.512.899. Dari jumlah itu 23 persen di antaranya berada dalam usia produktif antara 15-44 tahun. Belum lagi tingkat pengangguran yang meningkat "signifikan." Jumlah pengangguran terbuka tahun 2007 di Indonesia sebanyak 12,7 juta orang. Kasus gizi buruk yang tinggi, kelaparan/busung lapar, dan terakhir, masyarakat yang makan "Nasi Aking." Banyak juga rumah yang tidak layak huni di sekitar kita.











Dampak Kemiskinan
Dampak dari kemiskinan terhadap masyarakat umumnya begitu banyak dan kompleks. Pertama, pengangguran. Sebagaimana kita ketahui jumlah pengangguran terbuka tahun 2007 saja sebanyak 12,7 juta orang. Jumlah yang cukup "fantastis" mengingat krisis multidimensional yang sedang dihadapi bangsa saat ini.
Dengan banyaknya pengangguran berarti banyak masyarakat tidak memiliki penghasilan karena tidak bekerja. Karena tidak bekerja dan tidak memiliki penghasilan mereka tidak mampu memenuhi kebutuhan pangannya. Secara otomatis pengangguran telah menurunkan daya saing dan beli masyarakat. Sehingga, akan memberikan dampak secara langsung terhadap tingkat pendapatan, nutrisi, dan tingkat pengeluaran rata-rata.
Dalam konteks daya saing secara keseluruhan, belum membaiknya pembangunan manusia di Tanah Air, akan melemahkan kekuatan daya saing bangsa. Ukuran daya saing ini kerap digunakan untuk mengetahui kemampuan suatu bangsa dalam bersaing dengan bangsa-bangsa lain secara global. Dalam konteks daya beli di tengah melemahnya daya beli masyarakat kenaikan harga beras akan berpotensi meningkatkan angka kemiskinan. Razali Ritonga menyatakan perkiraan itu didasarkan atas kontribusi pangan yang cukup dominan terhadap penentuan garis kemiskinan yakni hampir tiga perempatnya [74,99 persen].
Meluasnya pengangguran sebenarnya bukan saja disebabkan rendahnya tingkat pendidikan seseorang. Tetapi, juga disebabkan kebijakan pemerintah yang terlalu memprioritaskan ekonomi makro atau pertumbuhan [growth]. Ketika terjadi krisis ekonomi di kawasan Asia tahun 1997 silam misalnya banyak perusahaan yang melakukan perampingan jumlah tenaga kerja. Sebab, tak mampu lagi membayar gaji karyawan akibat defisit anggaran perusahaan. Akibatnya jutaan orang terpaksa harus dirumahkan atau dengan kata lain meraka terpaksa di-PHK [Putus Hubungan Kerja].
Kedua, kekerasan. Sesungguhnya kekerasan yang marak terjadi akhir-akhir ini merupakan efek dari pengangguran. Karena seseorang tidak mampu lagi mencari nafkah melalui jalan yang benar dan halal. Ketika tak ada lagi jaminan bagi seseorang dapat bertahan dan menjaga keberlangsungan hidupnya maka jalan pintas pun dilakukan. Misalnya, merampok, menodong, mencuri, atau menipu [dengan cara mengintimidasi orang lain] di atas kendaraan umum dengan berpura-pura kalau sanak keluarganya ada yang sakit dan butuh biaya besar untuk operasi. Sehingga dengan mudah ia mendapatkan uang dari memalak.
Ketiga, pendidikan. Tingkat putus sekolah yang tinggi merupakan fenomena yang terjadi dewasa ini. Mahalnya biaya pendidikan membuat masyarakat miskin tidak dapat lagi menjangkau dunia sekolah atau pendidikan. Jelas mereka tak dapat menjangkau dunia pendidikan yang sangat mahal itu. Sebab, mereka begitu miskin. Untuk makan satu kali sehari saja mereka sudah kesulitan.
Bagaimana seorang penarik becak misalnya yang memiliki anak cerdas bisa mengangkat dirinya dari kemiskinan ketika biaya untuk sekolah saja sudah sangat mencekik leher. Sementara anak-anak orang yang berduit bisa bersekolah di perguruan-perguruan tinggi mentereng dengan fasilitas lengkap. Jika ini yang terjadi sesungguhnya negara sudah melakukan "pemiskinan struktural" terhadap rakyatnya.
Akhirnya kondisi masyarakat miskin semakin terpuruk lebih dalam. Tingginya tingkat putus sekolah berdampak pada rendahya tingkat pendidikan seseorang. Dengan begitu akan mengurangi kesempatan seseorang mendapatkan pekerjaan yang lebih layak. Ini akan menyebabkan bertambahnya pengangguran akibat tidak mampu bersaing di era globalisasi yang menuntut keterampilan di segala bidang.
Keempat, kesehatan. Seperti kita ketahui, biaya pengobatan sekarang sangat mahal. Hampir setiap klinik pengobatan apalagi rumah sakit swasta besar menerapkan tarif atau ongkos pengobatan yang biayanya melangit. Sehingga, biayanya tak terjangkau oleh kalangan miskin.
Kelima, konflik sosial bernuansa SARA. Tanpa bersikap munafik konflik SARA muncul akibat ketidakpuasan dan kekecewaan atas kondisi miskin yang akut. Hal ini menjadi bukti lain dari kemiskinan yang kita alami. M Yudhi Haryono menyebut akibat ketiadaan jaminan keadilan "keamanan" dan perlindungan hukum dari negara, persoalan ekonomi-politik yang obyektif disublimasikan ke dalam bentrokan identitas yang subjektif.
Terlebih lagi fenomena bencana alam yang kerap melanda negeri ini yang berdampak langsung terhadap meningkatnya jumlah orang miskin. Kesemuanya menambah deret panjang daftar kemiskinan. Dan, semuanya terjadi hampir merata di setiap daerah di Indonesia. Baik di perdesaan maupun perkotaan.


MUSUH UTAMA BANGSA
Tidak dapat dipungkiri bahwa yang menjadi musuh utama dari bangsa ini adalah kemiskinan. Sebab, kemiskinan telah menjadi kata yang menghantui negara-negra berkembang. Khususnya Indonesia. Mengapa demikian? Jawabannya karena selama ini pemerintah belum memiliki strategi dan kebijakan pengentasan kemiskinan yang jitu. Adapun upaya-upaya yang harus dilakukan guna menanggulangi kemiskinan antara lain:
1)    Menyediakan tanah baru melalui realokasi atau meningkatkan akses masyarakat terhadap tanah melalui Land Reform.
2)    Menciptakan asset baru dan peluang kerja diberbagai sektor dan bidang pekerjaan yang di ciptakan langsung oleh pemerintah atau pihak swasta (investor).
3)    Perluasan jangkauan kredit mikro dengan bunga rendah dan tanpa jaminan, serta pemberian akses ke lembaga kredit .
4)    Pengembangan kemampuan manajemen dan keuangan serta penguasaab teknologi dan keahlian (skill) tertentu.
5)    Peningkatan pelayanan pemerintah kepada masarakat terutama di bidang kesehatan , pendidikan , dan layanan publik.
6)    Pengembangan struktur-struktur ekonomi ( Jaringan Pasar,koperasi dan organisasi ekonomi yang lain)
7)    Pengembangan wadah dinamika masyarakat yang di bangun dan dilestarikan di atas bekerjanya keseluruhan way of life yang hidup di kalangan masyarakat .Diversifikasi pekerjaan.
PENUTUP ATAU KESIMPULAN
Kemiskinan memang merupakan sebuah “penyakit” yang susah disembuhkan. Namun, dengan penanganan secara tepat bukan tidak mungkin Negara kita akan terbebas dari penyakit tersebut. Krisis moneter yang berkepanjangan juga akan segera usai.
Harapan pemerintah juga pasti sama dengan apa yang kita harapkan. Tidak ada lagi anak-anak putus sekolah, tidak ada lagi pengangguran, tidak ada lagi buta huruf, program Keluarga Berencana (KB) dapat terealisasi dengan baik. Untuk itu Pemerintah menghimbau kepada warga masyarakat Indonesia akan kesadarannya dan kerjasamanya dalam mensukseskan program-program yang telah dibuat.


DAFTAR PUSTAKA
Tayangan Reality Show di Televisi Menyambut Hari Televisi Nasional, Oleh Sri Katonah (Rabu, 24 Agustus 2005)
Dwi Putra Nugraha, S.H. (Peneliti CDT)
·          http://sammy-ekonomiku.blogspot.com/2008/03/tinjauan-kemiskinan-di-indonesia-dan.html SABTU, 22 MARET

·          Indonesia dan Problem Kemiskinan
Abdul Ghopur – suaraPembaca
Jl Keramat Raya 164 Jakarta Pusat
ghopur_fksp@yahoo.com
081314214341

Penulis adalah Ilmuwan Muda NU dan Aktivis Gerakan Mahasiswa Pemuda Indonesia [GMPI] Jakarta
.


by  :AHMAD IRAN P
08148123


0 komentar:

Posting Komentar